source: tutik.esy.es |
Pemahaman yang menggambarkan
prestasi umumnya dengan berorientasi terhadap nilai berujung kepada angka.
Mindset bahwa prestasi mengkrucut pada bidang akademik. Ketahuilah di dalam
diri kita masing- masing mempunyai kelebihan dan bakat tersendiri yang berbeda
dan tidak dapat dipaksakan harus terbentuk menjadi seorang yang di kehendaki
orang lain. Sebagai mana Tuhan menciptakan manusia dengan bentukan kepribadian
yang berbeda-beda. Kita memiliki potensi unik untuk di kembangkan menjadi
sebuah kebanggan dan mensyukurinya.
Didalam era modern ini di bidang
pendidikan, perbedaan karakteristik peserta didik perlu di pertimbangkan dan
diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, harus sesuai dengan
karakteristik, gaya belajar, dan kecerdasan masing-masing peserta didik.
Dalam lingkup sekolah sering kali
pelabelan “pintar dan bodoh” menjadi tolak ukur anak berprestasi. Padahal,
pendidikan itu tidak hanya berpatok terhadap angka saja tetapi menjadi salah
satu tempat dalam mengasah bakat peserta didik. Guru merupakan tenaga pendidik
yang membekali dari segi kognitif, afektif dan psikomotor terhadap siswanya,
tetapi dilihat dari teknik dilapangannya guru terus memupuk pada aspek kognitif
sedangkan pada aspek afektif dan pikomotor terlupakan oleh guru.
“Biarpun hidup dalam
keterbatasan dan tidak unggul di bidang akademik. Zohri bisa membanggakan
Indonesia, juara dilari maraton nasional dan internasional (sumber: opini.id
13/07/18) ”. Melihat kisah seorang Muhammad Zohri sang juara dunia lari 100
meter U-20. Tidak disangka-sangka dia melejit viral mengharumkan nama bangsa
Indonesia, padahal dilihat dari begron ceritanya M. Zohri tidaklah seorang
berprestasi pada bidang akademik, tetapi dia mampu menempuh kejuaraan dunia.
Kita dapat ambil pesan baik dari kisa seorang M. Zohri bahwasanya ‘’GAK ADA BATASAN BUAT BERPRESTASI”.
Nah pentingnya seorang guru
mengetahui karakteristik dan potensi di dalam peserta didiknya, mungkin menjadi
seorang guru memang sulit untuk melihat satu persatu karakteristik muridnya
melihat satu kelas terdapat banyak murid, tetapi itulah tugas seorang guru
memberikan teladan serta memperhatikan anak muridnya sebagai kewajiban dalam
tugasnya yang mulia. Tidak hanya berpusat pada seorang murid yang pintar saja
tetapi harus mampu merangkul semuanya apa lagi untuk seorang guru sd menjadi
wali kelasnya, membentuk dasar karakter muridnya dan menilik potensi sianak.
Begitupun adanya kemampuan guru dalam bekerjasama dengan orang tua si murid
dari situ guru pun dengan mudah mengenal si anak lebih dalam.
Komentar
Posting Komentar