source: indoprogress.com |
Indonesia adalah negara yang majemuk, kaya akan kebudayaan, suku, agama, bahasa, golongan, dan sebagainya. Indonesia memiliki 742 dan mengalami kepunahan menjadi 652 bahasa daerah yang masih bertahan (liputan6.com).
Di
zaman sekarang ini diakui banyak anak-anak muda gengsi memakai bahasa daerahnya bahkan mereka sendiri tidak tahu menahu bagaimana berbahasa daerahnya sendiri, sampai
ada kalangan dari mereka yang menganggap bahwa bahasa daerah tidak penting. Fenomena ini merupakan pengaruh karena kemajuan Bahasa asing yang mendunia
sehingga lebih dianggap lebih keren bagi Anak muda zaman sekarang dibanding
Bahasa Daerahnya. Selain itu juga, peran orang tua yang kurang atau bahkan tidak
membiasakan berbahasa daerahnya sehingga membuat mereka minim pemahaman
mengenai bahasa daerahnya.
Sebetulnya secara nasional kenapa bahasa
daerah itu disebut sebagai bahasa ibu, karena hal ini sudah tercantum pada
Undang-Undang Bahasa mengenai bahasa daerah, bahasa nasional dan bahasa
internasional. Nah, beberapa orang memberikan tingkatan kasta pada bahasa
tersebut dimana bahasa daerah merupakan tingkatan terbawah, hal ini
mengakibatkan orang menjadi gengsi dan minder menggunakan bahasa daerahnya.
Padahal di Indonesia tingkatan bahasa daerah berada di kedudukan yang ke-2.
Kemudian
pelajaran bahasa daerah itu didalam dunia pendidikan begitu minim. Hanya
beberapa sekolah sd saja yang menerapkan bahasa daerah pada pelajaran muloknya.
Dan untuk pengajar bahasa daerah pun sedikit.
Seharusnya Perguruan Tinggi memiliki peranan penting untuk membuka jurusan
bahasa daerah serta menjadikannya sebagai peluang kerja untuk menciptakan guru
bahasa daerah disetiap daerah diIndonesia.
Komentar
Posting Komentar